Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hayy, sahabat blogger👋👋
saya Witri Wulandari dari Politeknik Negeri Padang dengan
Jurusan Teknologi Informasi dan Prodinya D3 Manajemen Informatika. Saya
akan memaparkan sebuah materi tentang Router dan Routing. Semoga
postingan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi sahabat blogger😊😊.
ROUTER dan ROUTING
Pengertian router adalah suatu perangkat keras pada
jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan,
baik itu jaringan yang sama maupun jaringan yang berbeda dari sisi
teknologinya. Sedangkan Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan
paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui
sebuah internetwork,dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan
beberapa jaringan,sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu
jaringan ke jaringan selanjutnya.
Konsep
- Data device yang terhubung internet dikirim dalam bentuk datagram yang memiliki alamat tujuan paket data yang akan diperiksa oleh internet protokol untuk diteruskan dari alamat asal ke alamat tujuan. Jika alamat asal dan tujuan berada dalam satu jaringan, maka akan langsung dikirimkan, tetapi jika alamat tujuan berada dalam jaringan yang berbeda, maka datagran akan disampaikan ke router.
- Router merupakan device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan.
- Router memiliki lebih dari satu network interface dan dapat meneruskan datagram dari satu antar muka ke antar muka yang lain.
- Router memeriksa apakah datagram ditujukan kedirinya, jika ya, datagram disampaikan ke lapisan transport, dan jika tidak, maka yang akan diperiksa oleh fordwarding table yang dimilikinya untuk meneruskan kemana seharusnya datagram tersebut ditujukan.
- Forwarding tablr adalah tabel yang terdiri dari pasangan alamat IP, alamat router berikut, dan antar muka tempat keluar datagram.
- Jika dalam forwarding table tidak ditemukan alamat yang sesuai, router mengirim pesan pada pengirim bahwa alamat tidak ditemukan.
- Roter juga dapat memberitahu bahwa dirinya bukan router terbaik kesuatu tujuan dan menyarankan menggunakan router lain.
- Routing merupakan proses dimana sesuatu dibawa dari satu lokasi ke lokasi lain.
- Contoh rill yyang membutuhkan routing adalah surat, oanggilan telepon, perjalanan kereta api.
- Pada suatu jaringan router adalah perangkat yang digunkan untuk membuat jalur trafik jaringan.
- Pada suatu sistem jaringan komputer, router mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routingnya yang ada dalam tabel routing.
- Router akan berpedoman pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang digunakan memforward paket-paket yang ditujukan padanya.
- Mengetahui alamat tujuan
- Mengenali sumber-sumber informasi
- Menemukan rute-rute
- Memilih jalur atau rute
- Memelihara dan memverifikasi infoormasi routing
Static dan Dynamic Routing
Routing terdiri dari dua kategori :
- Static Routing
- Dynamic Routing
Perbedaan keduanya adalah pada proses yang dilakukan dalam
mengelola table forwarding. Static Route adalah rute - rute ke host atau
jaringan tujuan yang dimasukkan secara manual oleh administrator
jaringan ke routing table suatu router. Static Route mendefinisikan
alamat IP hop router berikutnya dan antarmuka lokal yang digunakan untuk
memforward paket ke tujuan.
Static Route memiliki keunggulan untuk menghemat bandwitch jaringan
karena tidak membangkitkan trafic route update untuk memberikan
informasi perubahan rute yang berlaku ke router - router lainnya.
Penggunaan static route cenderung membutuhkan waktu ekstra dalam
manajemen jaringa, karena administrator harus secara manual melakukan
update route table ketika terjadi perubahan konfigurasi jaringan.
Dynamic Routing adalah cara yang digunakan untuk melepas kewajiban
untuk melakukan update/delete table forwarding secara manual.
Protokol routing mengatur router untuk bisa saling berkomunikasi dan
saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi table
forwarding, tergantung keadaan jaringan. Router mengetahui keadaan
jaringan terakhir dan mampu meneruskan datagram kearah yang benar.
Dynamic Routing menggunakan mekanisme broadcast dan unicast untuk
komunikasi dengan lainnya.
Macam-macam Routing Protocol
Routing protocol adalah protokol yang terdapat pada routing dinamik (dynamic routing).
Routing protocol bertugas untuk menentukan jalur terbaik yang akan
dilewati oleh data serta memperbarui informasi tabel routing apabila
terjadi perubahan jaringan.
Terdapat macam-macam routing protocol yang dapat kita gunakan untuk
melakukan routing dinamik. Setiap protokol memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
A. RIP (Routing Information Protocol)
RIP merupakan routing protocol jenis distance vector. Pemilihan jalur
routing berdasarkan jarak terdekat dari router ke tujuan. Jarak dari
router ke tujuan ini disebut dengan hop count sedangkan jarak antar router disebut hop. RIP terdiri dari versi 1 dan 2.
RIPv2 merupakan penyempurnaan dari RIP versi pertama. Jika pada RIP
versi satu tidak mendukung VLSM, maka pada RIPv2 ini sudah mendukung hal
tersebut. Akan tetapi, RIPv2 hanya bisa menerima routing update dari
sesama RIPv2, sedangkan RIP versi satu dapat menerima routing update
dari RIPv1 maupun RIPv2.
Baik RIP versi satu mapun RIPv2 merupakan open standart protocol
yang berarti dapat digunakan pada perangkat yang berbeda vendor. RIP
cenderung digunakan pada jaringan yang berskala kecil hingga sedang
karena RIP memiliki keterbatasan hop maksimal 15.
Jadi apabila jarak antar router ke tujuan melebihi 15 hop maka paket
akan dibuang sehingga tidak sampai ke tujuan. Oleh karena itu RIP akan
sulit jika digunakan pada jaringan berskala besar.
Kelebihan :
- Mendukung VLSM dan CIDR (RIPv2)
- Mudah dalam konfigurasi
- Tidak kompleks
- Mampu menonaktifkan auto-summary route (RIPv2)
- Mendukung mekanisme autentikasi
Kekurangan :
- Tidak mendukung VLSM dan CIDR (RIPv1)
- Memiliki batas maksimal 15 hop
- Tidak bisa menerima update informasi dari RIP versi satu (RIPv2)
- Proses convergence yang lambat
- Melakukan update informasi terus menerus sehingga dapat membuat trafik menjadi padat
B. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP merupakan Cisco Proprietary, yakni routing protocol yang hanya terdapat pada router Cisco. Meskipun termasuk dalam distance vector routing protocol, namun EIGRP tidak menggunakan hop count untuk melakukan pemilihan jalur routing.
EIGRP menggunakan beberapa parameter yang kemudian dikalkulasi sehingga
menghasilkan hasil yang akan digunakan untuk menentukan jalur routing.
Adapun parameter- parameter yang digunakan oleh EIGRP antara lain :
bandwidth, load, delay, reliability.
EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mengkalkulasi jalur routing yang akan digunakan.
Selain itu, EIGRP juga melakukan kalkulasi untuk menentukan jalur
cadangan (backup), jadi apabila jalur utama yang digunakan tiba-tiba
down, EIGRP akan otomatis menggunakan jalur backup tadi. Jalur backup
pada EIGRP ini disebut Feasible Successor.
Untuk keperluan routing, EIGRP mengelola tiga buah tabel, yaitu : tabel
routing (routing), tabel neighbor (neighbor table), dan tabel topologi
(topology table).
Routing table berisi kumpulan entry routing yang digunakan oleh router.
Neighbor table berisi informasi router-router yang terkoneksi secara langsung (directly connected)
Topology table berisi keseluruhan jalur routing yang terdapat dalam topologi jaringan. EIGRP ini cocok digunakan untuk jaringan berskala kecil hingga menengah.
Kelebihan :
- Mendukung VLSM dan CIDR
- Memiliki hop count maksimal 224
- Proses convergence yang cepat
- Memiliki jangkuan network yang lebih luas dari RIP
- Mampu menonaktifkan auto-summary route
Kekurangan :
- Merupakan Cisco Proprietary sehingga hanya dapat digunakan pada Router Cisco
- Melakukan update informasi terus menerus
- Menggunakan lebih banyak resource router
C. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan link state routing protocol dimana pemilihan jalur
routingnya menggunakan kondisi link. OSPF akan memberikan harga (cost) untuk setiap link yang ada. Cost yang memiliki nilai paling kecil akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jalur routing.
OSPF menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur serta menghasilkan peta topologi jaringan sehingga OSPF akan mengetahui seluruh jalur yang ada pada jaringan tersebut.
OSPF menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur serta menghasilkan peta topologi jaringan sehingga OSPF akan mengetahui seluruh jalur yang ada pada jaringan tersebut.
Pada OSPF terdapat konsep area yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran paket LSA (Link State Advertisment) yang
nantinya akan digunakan untuk bertukar informasi routing update.
Terdapat sebuah area yang harus ada dalam setiap konfigurasi OSPF, yakni
area 0 atau disebut area backbone.
Selain area backbone, kita dapat membuat area kita sendiri, misal area 1, area 15, area 30, namun area-area tersebut harus terhubung ke area backbone.
Untuk menghubungkan area-area yang kita buat sendiri dengan area backbone perlu terdapat sebuah router yang berperan sebagai ABR (Area Border Router). Router ini menjadi penghubung antara area backbone dengan area lain.
Selain area backbone, kita dapat membuat area kita sendiri, misal area 1, area 15, area 30, namun area-area tersebut harus terhubung ke area backbone.
Untuk menghubungkan area-area yang kita buat sendiri dengan area backbone perlu terdapat sebuah router yang berperan sebagai ABR (Area Border Router). Router ini menjadi penghubung antara area backbone dengan area lain.
Selain ABR, terdepat beberapa fungsi dan peran yang dimiliki router pada jaringan OSPF :
- Internal Router, adalah router yang keseluruhan interface/linknya terletak dalam satu area.
- Backbone Router, adalah router yang salah satu link atau seluruhnya terletak di area backbone
- Autonomous System Boundary Router, adalah router yang salah satu interface/linknya mengarah ke jaringan yang menggunakan routing protocol selain OSPF.
Kelebihan :
- Digunakan pada jaringan berskala besar.
- Mendukung VLSM dan CIDR
- Tidak memiliki batasan pada hop count (unlimited hop count)
- Merupakan open standart protocol sehingga bisa digunakan pada vendor yang berbeda
- Proses convergence yang cepat
- Mendukung mekanisme autentikasi
- Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan
Kekurangan :
- Mengkonsumsi banyak resource
- Membutuhkan perencanaan dalam mendesain dan mengimplementasikannya dalam jaringan
D. IS-IS (Intermediate System - Intermediate System)
IS-IS merupakan link state routing protocol yang termasuk dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol). IS-IS menggunakan algoritma Dijkstra
seperti OSPF untuk menentukan jalur routing. Pada IS-IS juga terdapat
konsep area seperti OSPF, namun area pada IS-IS berbeda dengan area pada
OSPF.
Jika pada OSPF, antar area dipisahkan oleh interface yang berbeda area, maka pada IS-IS, antar area dipisahkan oleh link yang menghubungkan router pada area satu dengan router pada area lain. Dengan kata lain, satu router hanya akan memiliki satu area, namun satu area bisa terdapat beberapa router.
Jika pada OSPF, antar area dipisahkan oleh interface yang berbeda area, maka pada IS-IS, antar area dipisahkan oleh link yang menghubungkan router pada area satu dengan router pada area lain. Dengan kata lain, satu router hanya akan memiliki satu area, namun satu area bisa terdapat beberapa router.
Kelebihan :
- Memiliki kemanan yang lebih terhadap informasi routing update
- Mendukung VLSM dan CIDR
- Proses convergence yang cepat
- Scalable
- Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan
Kekurangan :
- Konfigurasi lebih rumit
E. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang berfungsi sebagai
exterior gateway protocol. BGP menghubungkan router-router yang berbeda
AS. BGP terletak di bagian terluar dari suatu AS.
BGP termasuk dalam kategori advanced distance vector, namun
kenyataannya dalam pemilihan jalur, BGP tidak hanya menggunakan acuan
jarak, namun juga menggunakan parameter dan atribut lain yang lebih
kompleks.
Bahkan ada yang menyebut BGP sebagai path vector routing protocol karena BGP tidak hanya menentukan jalur terbaik (best path) tapi juga membentuk mekanisme routing yang bebas dari routing loop.
BGP sering digunakan untuk koneksi antar ISP. Dalam penerapannya nanti, akan ada kebijakan-kebijakan antara pihak yang menggunakan BGP, sehingga akan mempengaruhi konfigurasi dari BGP itu sendiri.
Bahkan ada yang menyebut BGP sebagai path vector routing protocol karena BGP tidak hanya menentukan jalur terbaik (best path) tapi juga membentuk mekanisme routing yang bebas dari routing loop.
BGP sering digunakan untuk koneksi antar ISP. Dalam penerapannya nanti, akan ada kebijakan-kebijakan antara pihak yang menggunakan BGP, sehingga akan mempengaruhi konfigurasi dari BGP itu sendiri.
Kelebihan :
- Lebih powerfull dari routing protocol yang lain karena BGP berfungsi sebagai Exterior Gateway Protocol
- Mendukung VLSM dan CIDR
Kekurangan :
- Konfigurasi yang lebih kompleks
Referensi
- https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/internet/pengertian-router.html
- https://www.bibliotika.com/2015/12/apa-perbedaan-router-dan-routing.html
- https://spadati.pnp.ac.id/pluginfile.php/7577/mod_resource/content/3/ROUTING.pdf
- https://www.diaryconfig.com/2017/07/macam-macam-routing-protokol.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar